Apakah Kamu Sudah Bertipikal Growth Mindset? Semoga Saja! Mari Simak Manfaat dan Ciri-Cirinya.

Growth Mindset
Tweet
Share
Share
Pin
0 Shares

Growth Mindset adalah satu dari dua tipe mindset. Setelah sebelumnya kita membahas tentang  5 Ilmu tentang Mindset yang berisi lengkap tentang seluk beluk yang berkaitan dengan mindset.

Kemudian fix mindset yang membahas tentang penyebab seseorang sulit berkembang hanya karena mindsetnya, maka sudah saatnya penulis memperdalam tentang growth mindset agar kita bisa berkembang menuju arah yang lebih baik.

Jadi beruntung sekali bagi anda yang saat ini berkunjung di zonamikir.com karena saya yakin anda adalah termasuk orang yang beruntung, termasuk satu dari banyak orang yang akan meraih kesuksesan secepatnya, meraih kebahagiaan yang hakiki.

Maka, saya ucapkan selamat telah berkunjung ke website ini.

Untuk membahas materi tentang growth mindset, maka penulis harus melakukan riset terlebih dahulu, apa yang semestinya dibahas.

Di dalam artikel ini, kita harus membahas terlebih dahulu mengenai pengertiannya. Kita akan coba memunculkan teori dari referensi utamanya. Kemudian kita akan mengungkapkan prinsip-prinsip growth mindset. .

Pengertian Growth Mindset

Dikutip dari Thomas Edison State University, Carol Dweck pertama kalinya memperkenalkan dua istilah baru tentang pola pikir yakni growth mindset dan fixed mindset melalui bukunya “The New Psychology of Success”.

Dari buku itu, psikiater di Stanford University itu mengatakan jika growth mindset adalah kunci untuk memperoleh suatu keberhasilan. Pribadi yang mempunyai growth mindset ialah mereka yang senantiasa yakin jika talenta yang dipunyainya selalu bisa ditingkatkan.

Peningkatan talenta itu bisa dilaksanakan dengan beberapa langkah misalkan dengan usaha keras, memakai taktik yang benar saat bekerja, menerima dan mendengarkan saran dari orang lain.

Untuk pemilik growth mindset, mereka umumnya akan berpikiran jika talenta yang dipunyainya semenjak lahir merupakan sebuah permulaan . Sehingga talenta atau bakat bukan faktor terpenting untuk mencapai sebauh kesuksesan.

Mereka akan belajar untuk memperoleh banyak ketrampilan baru yang bakal menolongnya memperoleh keberhasilan dalam berkarir.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dari pemilik growth mindset yaitu mereka tidak takut untuk tidak berhasil atau gagal. Mereka sadar, bahwa kegagalan merupakan satu tangga untuk belajar dan satu tangga untuk mencapai keberhasilan.

Hal tersebut benar-benar berlawanan dengan pemilik fixed mindset yang lebih mempercayakan pada talenta untuk mencapai keberhasilan.

Dikutip dari Education Reform, Carol Dweck mengatakan jika pemilik fixed mindset merupakan beberapa orang yang yakin dengan kualitas dasarnya seperti bakat dan kepandaian yang memiliki sifat tidak berubah.

Maka umumnya mereka akan menghabiskan waktu untuk mengabadikan dan memperlihatkan kepandaiannya dan bukan mengembangkannya. Berbeda dengan pemilik growth mindset yang senantiasa mengembangkan diri dengan belajar dan melatih kemampuannya.

Disamping itu, orang yang bertipikal fix mindset biasanya merasa tidak perlu melakukan usaha yang berlebihan, karena tanpa berusaha lebih keras pun, jika hal tersebut sesuai dengan bakatnya, maka hasilnya akan luar biasa.

Dari paparan di atas disimpulkan bahwa perbedaan antara fix mindset dan growth mindset adalah tentang cara seseorang melihat bakat yang dimiliki, jika ia memandang bahwa bakat itu tetap atau tidak berubah, maka ia termasuk fix mindset. Jika seseorang berpikir jika bakat bisa dikembangkan, maka ia bertipikal growth mindset.

Anda Juga Bisa Membaca:

Meningkatkan Produktifitas Kerja Dengan Bermalas-Malasan?

Masih Mager Setelah Liburan? ini dia 9 Tips Ampuh dan Terbukti Meningkatkan Produktifitas Kerja Setelah Liburan Panjang

5 Tips Menjaga Stamina dan Meningkatkan Konsentrasi Saat Puasa

Prinsip-Prinsip Growth Mindset

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah kita sudah bertipikal growth mindset atau belum. Setidaknya ada 25 prinsip yang melekat pada orang bertipe growrth mindset. Semakin banyak prinsip yang dimiliki, maka peluang sukses akan semakin besar didapatkan. Mari kita bahas satu per satu.

1. Mengetahui dan Mengakui Ketidaksempurnaan

Acknowledge and embrace imperfections artinya kita mengetahui dan menerima ketidaksempurnaan. Semua orang memiliki kekurangan, tidak perlu merasa rendah dan membandingkan diri dengan orang lain.

Tidak perlu merasa bahwa kita satu-satunya manusia yang memiliki kekurangan, karena sejatinya, semua orang memiliki kekurangan.

Kekurangan tersebut yang membuat kita berbeda dan unik, bahkan spesial jika dibandingkan orang lain. Kita pun tidak perlu merasa lebih hebat dibandingkan orang lain, karena ia pun memiliki kekurangan dan keunikannya tersendiri.

Ketidaksempurnaan tidak boleh membuat kita rendah diri, justru harus membuat kita merasa berbeda, unik dan spesial.

2. Melihat Tantangan sebagai peluang

Prinsip ini merupakan prinsip yang paling powerfull dibanding prinsip yang lain. Jika anda diharuskan memilih satu diantara yang lainnya. Maka lupakan prinsip yang lain, cukup pilih prinsip ini saja.

Kita dibawa kepada kondisi yang sangat menyenangkan jika seluruh manusia di dunia ini hanya mengetahui bahwa semua tantangan adalah kesempatan. Semua masalah adalah tantangan yang menjadi kesempatan kita meraih kesuksesan.

Berhenti untuk mengatakan bahwa ini bukan bidang saya, tapi katakan “Saya siap”. Berhenti untuk membantah perintah atasan, cukup katakan “Saya akan coba laksanakan sebaik mungkin”

Jauhkan pikiran bahwa beban tersebut merupakan masalah yang memperburuk keadaan, tapi katakanlah bahwa ini adalah kesempatan untuk kita terus berkembang.

3. Mencoba Strategi Belajar yang Lain

Try different learning tactics. Saat kita menghadapi sebuah kegagalan, kebanyakan orang berputus asa dan mengatakan bahwa mereka telah gagal. Padahal, yang gagal bukan lah mereka, yang gagal hanyalah caranya.

Jadi, ketika bertemu dengan kegagalan, bukan segera mengganti tujuan atau goalnya, tapi cukup mengganti caranya saja.

Banyak orang yang ketika menemui kegagalan, mereka berhenti mengejar tujuan atau mimpinya dan mengganti dengan mimpi atau tujuan lain. Inilah yang membuat mereka hanya memiliki kehidupan yang biasa bahkan penuh dengan kekurangan.

Jadi, mari rubah strategi atau taktiknya, jangan rubah cita-citanya.

4. Mengikuti Penelitian tentang Plastisitas otak

“Brain plasticity theory”. Teori ini menunjukkan bahwa otak bersifat seperti karet, plasatis, bisa berkembang, bisa berubah.

Otak sama seperti anggota tubuh yang lainnya. Orang yang setiap hari bekerja menggunakan tangannya, maka tangannya akan lebih kuat dibandingkan anggota tubuh yang lainnya.

Bagian otak yang memiliki fungsi yang dominan, akan lebih besar dibandingkan bagian otak lainnya.

Hasil penelitian ini berdasarkan dari penelitian yang dilakukan selama 5 tahun kepada supir taksi di Amerika serikat. Para supir taksi yang diteliti tersebut menunjukkan bagian otak yang memiliki fungsi menganalisis lapangan/ peta, menjadi bagian otak yang paling signifikan perkembangannya, memiliki luas yang lebih lebar dibandingkan bagian otak yang lainnya.

5. Mengganti Kata “Gagal” Menjadi “Belajar”

Replace the word “failing” with the word “learning.” Belajarlah dari kesalahan. Maka kesalahan yang kita lakukan akan tetap bernilai dan tidak perlu disesalkan.

Seorang Pandji Pragiwaksono dalam Talkshow bersama Luna Maya mengatakan bahwa

“Saya tidak pernah menyesali kesalahan atau kegagalan yang pernah saya alami selama hal itu memberikan saya pelajaran”

Seorang Dewa Eka Prayoga mengalami kerugian hingga puluhan juta dalam melakukan iklan di facebook ads. Namun dirinya tidak menyebutkan itu sebagai kerugian, tetapi sebagai ongkos belajar.

6. Berhenti Mencari Persetujuan

Stop seeking approval. Jangan terus menerus mencarir persetujuan atas jalan yang akan anda tempuh. Rasa malas atau benteng kegagalan biasa berganti kostum menjadi keragu-raguan untuk melangkah.

Kesuksesan bersifat individu. Maksudnya adalah bahwa anda sepenuhnya bertanggung jawab atas jalan yang akan anda tempuh. Ketika anda tahu jalan yang harus ditempuh.

Segera lakukan hal tersebut tanpa terus mencari jawaban yang kira-kira jawaban tersebut bisa memperbesar ketakutan anda untuk melangkah dan memperbesar peluang untuk berhenti.

Berhentilah mendapat persetujuan dari semua orang, karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Tergantung latar belakang, mindset, dll-nya.

7. Lebih Mengedepankan Proses Dibandingkan Hasil

Value the process over the end result. Nilai yang paling berharga seorang anak di sekolah bukan ketika ia dibagi raport dengan hasil memuaskan, tetapi prosesnya lah yang paling berharga.

Ketika seorang mahasiswa menjalani kuliah yang menakjubkan, nilai IPK bukan segalanya, prosesnya lah yang paling berharga.

Nilai IPK hanya akan dikenang seketika, tetapi perjuangannya akan terkenang selamanya.

Begitupun seorang pebisnis, bukan jumlah angka di rekeningnya yang paling penting dan bernilai, tetapi proses nya lah yang paling berharga dan tidak ada bandingannya.
Kita harus terbiasa untuk menghargaii proses dibandingkan hasil akhir.

Di dalam perjalanan itulah pengalaman belajar yang benar-benar bermakna berada.

8. Senantiasa Memperkuat Rasa dibalik Alasan

Cultivate a sense of purpose. Kita harus senantiasa mengembangkan dan memperkuat “why” atas apa yang sedang kita perjuangan.

Memperbanyak aragumen mengapa kita harus terus berada di jalan yang saat ini kita tapaki dan perjuangkan.

Memperjelas perasaan dengan cara memvisualisasikannya atau membayangkan kebahagiaan yang kita dapatkan ketika kita mendapatkan apa yang sedang kita perjuangkan.

Begitupun sebaliknya, kita harus senantiasa membayangkan dan memvisualisasikan betapa menderitanya kita jika kita tidak bisa meraih apa yang kita perjuangkan saat ini.

Dengan cara tersebut, motivasi kita akan semakin tinggi dan semakin kuat untuk bertahan ketika cobaan datang menghadang.

9. Berkembang bersama Orang Lain.

Celebrate growth with others. Merayakan pertumbungan bersama orang lain merupakan langkah yang penting.

Jika satu orang bisa menciptakan satu karya, bayangkan jika karya tersebut diduplikasi dengan melibatkan banyak orang? maka lebih produktif bukan?

Sukses bersama-sama lebih membahagiakan dibandingkan sukses sendirian.
Jangan sampai, kita sukses agar bisa lebih baik daripada orang lain. Sukses harusnya berprinsip merangkul.

Jika kamu melihat seseorang yang nasibnya tidak baik. Jadikan itu motivasi untuk kamu terus berkarya, motivasinya bukan “saya harus bekerja keras agar tidak bernasib seperti dia”, tapi ganti dengan “Saya harus bekerja keras agar bisa mengayomi mereka” It’s different.

Anda Juga Bisa Membaca:

Meningkatkan Produktifitas Kerja Dengan Bermalas-Malasan?

Masih Mager Setelah Liburan? ini dia 9 Tips Ampuh dan Terbukti Meningkatkan Produktifitas Kerja Setelah Liburan Panjang

5 Tips Menjaga Stamina dan Meningkatkan Konsentrasi Saat Puasa

10. Menekankan Perkembangan Dibanding Kecepatan

Emphasize growth over speed.

Jangan berfokus kepada hasil. Tapi fokuslah kepada proses. Jangan melulu bertanya seberapa cepat kesuksesan akan kita dapatkan? tetapi fokuslah pada apa yang harus kita kerjakan agar kita terus berkembang.

Setiap orang akan meraih kesuksesan dengan cara yang berbeda-beda. Bisa jadi kamu menekuni bidang yang sama dengan seseorang, tapi dia telah meraih kesuksesa lebih dulu dibanding kamu. Itu tidak masalah, cepat dan tidak adalah soal waktu, yang lebih penting adalah kamu terus berkembang dan belajar. Kita punya cara belajar sendiri, kita punya kecepatan sendiri.

Tidak masalah jika kamu lebih lambat daripada orang lain, yang lebih penting kamu terus berkembang dan tidak diam.

11. Mengapresiasi Aksi, Bukan Bakat

Reward actions, not traits. Apresiasilah proses atau tindakan yang dilakukan, bukan potensi atau bakat atau takdir yang sudah ada dari lahir.

Terkadang kita memuji seseorang karena ketampanan atau kecantikannya, bukan karena jasa yang telah dilakukan.

Sangat mudah memuji seseorang karena pintar atau cerdas, tetapi sangat jarang memuji seseorang karena bekerja keras, rajin, disiplin, tanggung jawab atau lainnya.

Seseorang yang growth mindset, terbiasa memberi reward terhadap action, bukan kepada potensi atau bakatnya saja.

Anda tidak akan selalu melihat kehebatan di permukaan, tetapi Anda akan melihatnya dalam upaya yang dilakukan.

12. Mendefinisikan Ulang Kata “genius.”

Jangan percaya dengan mitos bahwa hanya sebagian orang yang dianugrahi kejeniusan. Jenius adalah hadiah untuk seseorang yang secara konsisten mengasah otaknya untuk berfikir. Jenisu adalah hadiah untuk orang yang terus belajar.

Kuncinya adalah disiplin untuk belajar dan bekerja keras dalam bertumbuh. Jika kamu bisa melakukan itu, maka kamu bisa menjadi jenius.

Fakta lainnya adalah kejeniusan sejatinya berada di dalam diri setiap orang dengan kenunikannya masing-masing. Seperti raksasa yang berada di dalam guha, kita hanya perlu membangunkannya. Caranya? ya itu tadi, bekerja keras dan disiplin untuk terus belajar dan berkembang.

13. Menjadikan Kritik Sebagai Hal yang Positif

Gambarkan bahwa kritik merupakan hal yang positif. Ketika ada umpan balik atau feedback dari seseorang, meskipun itu sakit, tapi masuk akal, maka jadikan itu sebagai tammbahan evaluasi kita.

Banyak orang yang sukses karena mendengarkan kritik dan memperbaiki karya atau kinerjanya.

Tetapi banyak juga yang sakit hati karena kritik dan mengabaikannya. Kesuksesan pun tak kunjung datang kepadanya.

Anda pilih yang mana? semua terserah anda.

Anda Juga Bisa Membaca:

Meningkatkan Produktifitas Kerja Dengan Bermalas-Malasan?

Masih Mager Setelah Liburan? ini dia 9 Tips Ampuh dan Terbukti Meningkatkan Produktifitas Kerja Setelah Liburan Panjang

5 Tips Menjaga Stamina dan Meningkatkan Konsentrasi Saat Puasa

14. Tidak Memulai dari Nol Ketika Gagal

Tidak cukup membaca judulnya saja. Jadi begini, kadangkala, kita melihat, jika seseorang ingin memperbaiki sesuatu, maka ia mengganti total apa yang sudah ada.

Kita biasa melihat para politikus mempraktekkannya, karena seorang pejabat sebelumnya dirasa belum sukses mengemban amanahnya, pejabat yang baru tersebut mengganti semua program yang telah dibuat pejabat sebelumnya.

Padahal, kita harus meyakini bahwa untuk memperbaiki sesuatu, bukan berarti gagal seluruhnya.

Seorang Thomas Alfa Edison melakukan percobaan 10.000 kali untuk menciptakan lampu. Karena gagal di satu percobaan, ia tidak begitu saja mengabaikan percobaan sebelumnya. Ia hanya melakukan evaluasi dari kegagalan tersebut, ia belajar dari setiap kegagalannya.

Ia mengatakan “Aku bersyukur bisa melakukan 10.000 percobaan dalam menciptakan lampu. Dari sana aku tahu bahwa ada 9.999 cara yang tidak efektif untuk membuat lampu”

Seperti yang saat penulis lakukan saat ini, saat tulisan dirasa tidak enak dibaca, penulis tidak akan menghapus seluruhnya, cukup memperbaiki tulisan yang sudah ada. Hal ini pun diterapkan untuk semua aspek kehidupan.

15. Memberikan Kesempatan untuk Melakukan Refleksi

Refleksi di sini bukan istirahat untuk bepergian ke tempat rekreasi. Tapi refleksi adalah memikirkan secara lebih dalam atas setiap langkah yang telah, sedang dan akan dijalani.

Growth Mindset memberikan ruang yang sangat besar kepada diri untuk melakukan refleksi di setiap tahap yang telah dilakukan. Memikirkan sisi positif atau negatif, kekuatan atau kelemahan, kemundurana atau kemajuan terhadap status kinerja, dll.

16. Menempatkan Usaha Sebelum Bakat

Jika ada yang mengatakan bahwa bakat anda sangat menakjubkan, maka jangan terlalu berpuas diri.

Orang berbakat yang tidak dilatih akan kalah oleh orang yang bekerja keras meski tak berbakat.

Tempatkan kerja keras sebelum bakat. Jika anda sudah terbiasa dengan kerja keras, apapun bakat anda, meskipun anda tidak mengetahui bakat anda apa, maka hasilnya akan luar biasa.

Anda Juga Bisa Membaca:

Meningkatkan Produktifitas Kerja Dengan Bermalas-Malasan?

Masih Mager Setelah Liburan? ini dia 9 Tips Ampuh dan Terbukti Meningkatkan Produktifitas Kerja Setelah Liburan Panjang

5 Tips Menjaga Stamina dan Meningkatkan Konsentrasi Saat Puasa

17. Mempelajari Hubungan Antara Belajar dan Pelatihan Otak

Seperti yang dikatakan oleh Saga, “Otak itu seperti otot yang perlu dilatih, sama seperti tubuh.”

Tangan dengan otot yang kuat, bentuk yang indah adalah hasil dari kerja keras yang dilakukan secara rutin di sebuah tempat gym.

Begitupun Otak, dibalik kecerdasan dan kejeniusan, ada upaya kerja keras untuk terus belajar dan berpikir.

Latihlah otak anda dengan terus belajar dan belajar.

18. Mengembangkan Ketabahan

Tidak peduli harus berapa lama dan seberapa keras anda berjuang. Jika anda tahu bahwa apa yang saat ini sedang anda lakukan akan membuat anda sukses, maka teruslah berjuang.

Jangan pernah menyerah. Jangan pernah berpikir untuk berhenti atau berganti profesi.
Jadilah orang yang sabar dan kuat dengan tekad yang terus membara. Meskipun hasil yang anda impikan terasa jauh, kuatlah, bertahanlah. Jadilah orang yang tabah.

Bukan profesi yang menentukan seseorang akan sukses atau tidak, tapi keputusan untuk bertahan dalam perjuangan atau memilih keluar jalur dan kalah.

19. Mengabaikan Gambar

Terkadang kita tidak bisa mengerjakan dengan optimal, apa yang seharusnya kita kerjakan karena fokus kita teralihkan oleh ketakutan-ketakutan yang belum tentu akan terjadi.

Seorang karyawan sering bekerja tidak maksimal karena ia berpikir bahwa atasannya tidak akan terlalu menghargai pencapaiannya.

Jangan overthinking. Cukup lakukan pekerjaan anda dengan maksimal dan biarkan sisanya mengurus dirinya sendiri.

20. Menggunakan Kata “Belum”

Prinsip growth mindset berbicara tentang semua kemungkinan bisa terjadi. Saat sesuatu di luar ekspektasi, maka ia tidak mengatakan “aku gagal” tapi ia akan mengatakan “Aku belum berhasil, tapi aku pasti bisa”

Jika kebanyakan orang mengatakan “aku adalah orang yang tidak bisa membuat artikel yang baik”, maka orang dengan growth mindset akan mengatakan “aku adalah orang yang belum bisa membuat artikel yang baik, tapi aku pasti bisa suatu saat nanti”

Anda Juga Bisa Membaca:

Meningkatkan Produktifitas Kerja Dengan Bermalas-Malasan?

Masih Mager Setelah Liburan? ini dia 9 Tips Ampuh dan Terbukti Meningkatkan Produktifitas Kerja Setelah Liburan Panjang

5 Tips Menjaga Stamina dan Meningkatkan Konsentrasi Saat Puasa

21. Belajar dari Kesalahan Orang Lain

Ini bukan tentang membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain. Namun, ini tentang menyadari bahwa semua kesalahan — bukan hanya kesalahan kita — adalah cara yang bisa kita pelajari.

Anda tidak perlu mengalami kesalahan jika kesalahan tersebut pernah dilakukan oleh orang lain dan anda tahu apa penyebabnya.

Bahkan mempelajari kesalahan orang lain dan mengetahui cara menanganinya akan membuat anda memiliki mental yang lebih kuat. Seperti jika kita tahu bagaimana seseorang yang telah bangkrut dan memiliki hutang Milyaran rupiah, namun ia bisa melunasi semua hutangnya dan kembali sukses.

Maka anda tidak perlu risau jika hutang anda saat ini hanya sepuluh ribu rupiah saja. hehe

22. Membuat Tujuan Baru untuk Setiap Tujuan yang Tercapai

Jangan berhenti hanya karena Anda telah mencapai tujuan Anda atau mencapai hasil yang diinginkan. Apa langkah selanjutnya yang akan mendorong Anda untuk lebih berkembang dan maju?

Orang yang memiliki growth mindset tidak akan merasa puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia tidak pernah berhenti membuat mimpi baru. Terus bergerak dan bertumbuh.

Anda Juga Bisa Membaca:

Meningkatkan Produktifitas Kerja Dengan Bermalas-Malasan?

Masih Mager Setelah Liburan? ini dia 9 Tips Ampuh dan Terbukti Meningkatkan Produktifitas Kerja Setelah Liburan Panjang

5 Tips Menjaga Stamina dan Meningkatkan Konsentrasi Saat Puasa

23. Berani Mengambil Resiko

Jangan pedulikan jika anda terlihat bodoh karena melakukan tindakan yang beresiko dan anda gagal melaksanakannya.

Anda tetap unggul dibandingkan orang lain yang aman, tidak dianggap bodoh oleh orang lain namun tidak melakukan pergerakan apa-apa kecuali diam.

Beruntunglah anda yang berani mengambil resiko, sekalipun anda tidak maksimal melakukannya, anda tetap memiliki pelajaran sedangkan orang lain hanya menjadi penonton saja.

Singkirkan rasa takut Anda untuk terlihat “bodoh” dan ambil kesempatan yang membantu Anda berkembang sebagai pembelajar.

24. Realitstis

Pikirkan secara realistis tentang waktu dan usaha. Belajar membutuhkan waktu dan usaha, jadi perlakukan itu sebagai perjalanan hidup.

Anda harus bersemangat dan terus termotivasi untuk melakukan yang terbaik, namun tetap saja, semuanya harus tertarget sesuai waktu dan energi yang anda miliki.

25. Menjadi Pemilik Diri Sendiri

Orang bijak mengatakan “Take ownership over your attitude” Ambil kepemilikan atas sikap Anda. Karena andalah pemilik dari sikap anda, anda pula yang akan merasakan respond atas sikap yang anda lakukan.

Orang bijak lainnya mengatakan “You’re the only one who can think in your mind” tidak ada yang lebih tahu tentang apa yang ada di dalam pikiran anda kecuali anda sendiri.

Maka, tidak ada yang bisa bersemangat mewujudkan apa yang ada di pikiran anda selain anda sendiri.

Jadilah pemilik seutuhnya atas apa yang ada di dalam benak anda. Semua pikiran dan perbuatan, seutuhnya menjadi milik dan tanggung jawab anda.

Anda satu-satunya yang bisa berpikir dalam pikiran Anda. Dalam hal ini, selalu berikan yang terbaik.

Anda Juga Bisa Membaca:

Meningkatkan Produktifitas Kerja Dengan Bermalas-Malasan?

Masih Mager Setelah Liburan? ini dia 9 Tips Ampuh dan Terbukti Meningkatkan Produktifitas Kerja Setelah Liburan Panjang

5 Tips Menjaga Stamina dan Meningkatkan Konsentrasi Saat Puasa

Itulah 25 prinsip growth mindset yang sepenuhnya menjadi keputusan anda. Apakah akan anda terapkan dalam kehidupan anda atau anda hanya ingin menjadi penonton saja.

Semoga artikel ini bisa membantu anda menjadi seseorang bertipikal growth mindset. Dengan baik anda bisa meraih kesuksesan.

Terimakasih sudah berkunjung ke halaman ini.

 

 

Tweet
Share
Share
Pin
0 Shares

Recommended For You

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *